Rabu, 16 November 2016

Dampak Sosial Ekonomi Pariwisata Menurut Para Ahli

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PARIWISATA 

MENURUT PARA AHLI 


Cohen dalam Pitana dan Gayatri (2005:109) menjabarkan bahwa dampak sosial ekonomi pariwisata terhadap masyarakat lokal secara garis besar dapat dikatagorikan dalam delapan kelompok besar, yaitu: 

1.Dampak terhadap penerimaan devisa. 
2.Dampak terhadap pendapatan masyarakat. 
3.Dampak terhadap kesempatan kerja. 
4.Dampak terhadap harga-harga. 
5.Dampak terhadap distribusi manfaat atau keuntungan. 
6.Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol. 
7.Dampak terhadap pembangunan umum. 
8.Dampak terhadap pendapatan pemerintah. 


dampak-sosial-ekonomi-pariwisata-menurut-para-ahli


Pariwisata sebagai sesuatu yang selalu berkaitan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat dimana pariwisata itu berkembang tentu akan membawa dampak bagi masyarakat baik itu dampak positif maupun negatif, berikut ini kami rangkum dampak sosial ekonomi pariwisata menurut para ahli yang dapat anda baca dibawah ini. 

Dari sisi negatif Mathieson dan wall dalam Leiper 1990:233 menjabarkan bahwa terdapat lima [5] dampak negatif yang dihasilkan oleh pariwisata terhadap aspek sosial ekonomi yaitu: 

1.Ketergantungan terlalu besar pada pariwisata. 
2.Meningkatnya angka inflasi serta meroketnya harga tanah. 
3.Meningkatnya kecenderungan untuk mengimpor bahan-bahan demi memenuhi kebutuhan pariwisata. 4.Ketidakpastian dalam pengembalian modal investasi karena sifat pariwisata yang musiman. 
5.Timbulnya biaya-biaya tambahan lain bagi perekonomian setempat akibat kerusakan oleh pariwisata. 


MUNGKIN ANDA SEDANG MENCARI SEJARAH PARIWISATA DI INDONESIA 

Sedangkan dari sisi positif terdapat tujuh [7] dampak positif yang diberikan oleh pariwisata (Leiper, 1990) yaitu: 

1.Pendapatan dari penukaran valuta asing. 
2.Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri. 
3.Pendapatan dari bisnis atau usaha pariwisata. 
4.Pendapatan pemerintah. 
5.Penyerapan tenaga kerja. 
6.Multiplier Effect. 
7.Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal. 

Kesimpulan: Sebagai kegiatan atau industri yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, pariwisata tentu akan memberikan dampak atau berpengaruh terhadap masyarakat, baik itu positif maupun negatif. Meskipun secara garis besar manfaat positif pariwisata lebih banyak dirasakan dibandingkan manfaat negatif, tidak ada salahnya untuk selalu berupaya menekan dampak negatif yang ada dan mengantisipasi dampak negatif yang lain untuk terjadi, salah satu contohnya adalah mengembangkan pariwisata tanpa merusak tatanan yang ada, seperti merubah fungsi lahan yang produktif seperti areal persawahan menjadi bangunan-bangunan untuk kepentingan pariwisata, biarkan pariwisata berjalan dengan apa yang sudah ada, biarkan wisatawan menikmati kearifan lokal yang ada, karena jika itu dibiarkan suatu saat terjadi ketergantungan masyarakat terhadap pariwisata yang tentunya tidak baik karena bagaimanapun juga harus kita sadari bahwa pariwisata adalah industri yang sangat rapuh. 

Selasa, 15 November 2016

Sejarah Pariwisata Dunia

SEJARAH PARIWISATA DUNIA


Tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata dewasa ini bagaikan sebuah tambang emas, bisa anda bayangkan berapa jumlah uang yang berputar dalam siklus pariwisata dunia yang dilakukan oleh jutaan orang (wisatawan), kini banyak negara-negara yang mulai fokus mengembangkan pariwisatanya, didasarkan atas kesadaran peluang Pariwisata sebagai penggerak perekonomian. 

sejarah-pariwsata-dunia


Namun, tahukah anda bagaimana sejarah perkembangan pariwisata di dunia, beserta bagaimana bentuk awal pariwisata di Dunia, sesungguhnya sejarah pariwisata dunia telah dimulai bersamaan dengan awal peradaban manusia, pada masa prasejarah manusia hidup secara berpindah pindah (nomaden) yang bertujuan untuk mencari tempat tinggal yang aman maupun sumber makanan, kebiasaan tersebut ternyata secara mendasar mempengaruhi insting dan perilaku manusia di masa-masa berikutnya, yang dibuktikan oleh orang-orang pada masa penjelajahan di awal abad ke XII seperti Marcopolo (1254-1324), yang memulai perjalanannya dari Venesia untuk menjelajahi Eropa hingga Tiongkok hingga kembali lagi ke Venesia, disusul oleh Pangeran Henry (1394-1460), Christoper Colombus (1451-1506) dan Vasco de Gama di akhir abad ke XV, perjalanan mereka inilah yang dapat dianggap sebagai tonggak sejarah fenomena pariwisata dalam dunia modern. 




Memasuki awal abad ke XVII perjalanan memulai babak baru dimana pada masa itu terjadi arus migrasi yang dahsyat terutama dataran Inggris (Eropa) dan daratan China dimana banyak dari mereka yang berpindah ke Amerika dan Australia untuk tinggal menetap, banyak dari mereka yang sampai di tanah harapan akhirnya sukses atau mampu secaraa financial disaat seperti itu timbul keinginan mereka untuk keluar dari rutinitas kehidupan dengan bepergian ke tempat yang jauh untuk untu bersenang senang dan mengisi waktu luang. Fenomena inilah yang kemudian menjadi cikal bakal pariwisata seperti yang kita lihat sekarang ini. 

Referensi : Buku Pengantar Ilmu Pariwisata karya Prof Pitana dan Ketut Surya Diarta

Sejarah Pariwisata di Indonesia

SEJARAH PARIWISATA DI INDONESIA


Jika anda sudah membaca sejarah pariwisata dunia, kini saatnya untuk mengetahui sejarah pariwisata di Indonesia, pariwisata sesungguhnya bukanlah hal yang baru bagi Indonesia, jika kita berbicara tentang pariwisata di Indonesia kita akan kembali ke masa tahun 1910 saat penjajah kolonial masih menginvasi Indonesia, pada tahun 1910an pemerintah hindia Belanda mendirikan VTV (Vereeneging Toeristen Verkeer) atau badan pariwisata Belanda yang berkedudukan di Batavia atau Jakarta sekarang.

sejarah-pariwisata-di-indonesia


Badan pemerintah ini juga sekaligus bertindak sebagai tour operator atau travel agent yang secara gencar mempromosikan Indonesia khususnya wilayah Pulau Jawa dan Bali. Pada tahun 1926 juga berdiri Cabang dari Lislind (Lissonne Lindeman) di Jakarta yang pada tahun 1928 berubah menjadi Nitour (Nederlandsche Indische Touriten Bureau) sebagai anak perusahaan pelayaran Belanda (KPM). KPM inilah yang secara rutin melayani wisatawan melalui pelayaran yang menghubungkan Batavia, Surabaya, Bali dan Makasar